MAKALAH TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kepribadian adalah oragnisasi yang di namik
dalam system psikofisik individu yang menentukan penyesuaian nya yang unik
dengan lingkungan nya. Suatu fenomena yang dinamik memiliki elemen psikologi
dan fisiologis, yang berkembang dan berubah,serta memainkan peran aktif dalam
fungsi individu. dalam hal ini allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis
sebab menurutnya manusia normal adalah mahluk yang rasional yang diatur oleh
tujuan kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan
dimasa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak dan
mengalir. Karena itulah dalam teori utama kepribadian Allport adalah motivasi
yang mana memiliki fungsi untuk bergerak atau menggerakkan .
1.2 Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah dari makalah ini adalah :
1.
Bagaimana
biografi Gordon Allport ?
2.
Apa
saja prinsip prinsp teori Allport ?
3.
Bagaimana
pendekatan Allport bagi teori kepribadian ?
4.
Bagaimana
struktur kepribadian dan motivasi ?
5.
Bagaimana
riset terkait dan kritik terhadap teori Allport ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui biografi Gordon Allport
2.
Untuk
mengetahui prinsip prinsip teori Allport
3.
Untuk
mengetahui pendekatan Allport bagi teori kepribadian
4.
Untuk
mengetahui struktur kepribadian dan motivasi
5.
Untuk
mengetahui riset terkait dan kritik terhadap teori Allport
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
BIOGRAFI GORDON ALLPORT
Gordon Willard Allport lahir pada 11 November 1897 di
Montezuma, Indiana, anak keempat dan bungsu dari John E. Allport dan Nellie
Wise Allport. Ayah Allport pernah melakukan sejumlah petualangan bisnis sebelum
menjadi dokter kira-kira pada waktu Gordon lahir. Karena tidak memiliki kantor
yang memadai dan fasilitas klinis, dr. Allport mengubah rumahnya menjadi sebuah
rumah sakit kecil-kecilan. Baik pasien maupun perawat bias ditemukan di
rumahnya, di mana atmosfer yang bersih dan steril dipertahankan dengan baik.
Floyd Allport, kakak laki-lakinya yang 7 tahun lebih
tua, yang menjadi psikolog terkenal juga, melukiskan ibu mereka sebagai
perempuan saleh yang sangat menekankan pentingnya agama (F.Allport, 1974).
Karena sebelumnya pernah menjadi guru sekolah, dia mengajarkan Gordon kebajikan
dari bahasa yang bersih dan hubungan yang tepat selain pentingnya pencarian
jawaban-jawaban religius tertinggi. Allport muda mengembangkan ketertarikan awal
terhadap persoalan-persoalan filosofis dan religius, dan memiliki fasilitas
yang lebih banyak terhadap kata-kata daripada permainan. Dia menggambarkan
dirinya “terisolasi” secara social untuk menunjukkan tingginya lingkaran
aktivitasnya sendiri. Meskipun lulus dengan ranking kedua dari 100 siswa
SMA-nya, Allport tidak menganggap dirinya pandai (Allport, 1967. Saat menerima
gelar sarjananya pada 1919 dengan topic tentang filsafat dan ekonomi, dia masih
tidak merasa pasti dengan karier ke depannya. Ketika mendapat tawaran untuk
mengajar di Turki, dia melihatnya sebagai kesempatan untuk menyelidiki apakah
dia akan menikmati tugas mengajar itu. Dia menghabiskan tahun akademis 1919 –
1920 di Eropa dengan mengajarkan bahasa Inggris dan sosiologi di Robert College di Istambul. Di Wina,
Allport bertemu pertama kali dengan Sigmund Freud. Pertemuan dengan Freud ini
sangat mempengaruhi pengembangan ide-ide Allport berikutnya tentang
kepribadian. Dengan penuh keberanian, Allport yang berusia 22 tahun menulis
kepada Freud sebuah pemberitahuan bahwa dia sedang berada di Wina dan meminta
kesempatan bertemu dengan bapak psikoanalisis itu. Pada tahun 1925, Allport
menikahi Ada Lufkin Gould, yang ditemuinya ketika masih menjadi mahasiswa
pascasarjana. Allport memiliki seorang putra, Robert, yang menjadi dokter anak,
dan karenanya menjadi penghubung antara dua generasi dokter, sebuah fakta yang
tampaknya sangat menyenangkan hati ayahnya (Allport, 1967). Allport banyak
menerima penghargaan sepanjang hidunya. Pada 9 Oktober 1967 Allport seorang
perokok berat, dan meninggal karena kanker paru-paru.
B. PRINSIP-PRINSIP TEORI GORDON ALLPORT
Berikut
ini adalah Beberapa prinsip yang telah dikemukakan oleh Gordon Allport dalam
kepribadian manusia adalah;
1.
Prinsip Motivasi
Menurut Allport, Masalah motivasi adalah
pusat belajar dengan psikologi kepribadian, (Pola dan Pertumbuhan dalam
Kepribadian, hal 196).
2.
Prinsip Belajar
Kecenderungan umum yang
menekankan belajar dan pekerjaan terapeutik, Allport menekankan belajar sebagai
faktor pengembangan kepribadian. Dia menemukan bahwa belajar adalah sangat
terlibat sebagai modus motivasi
3.
Prinsip Kekinian
Allport sangat yakin bahwa
manusia hidup dan berpikir di masa sekarang dan bukan masa lalu. Motivasi
selalu kontemporer. Individu bermaksud untuk menuju masa depan pada yang
terbaik dijelaskan dengan perilaku di masa sekarang.
4.
Prinsip Keunikan
. Allport merasa sangat
kuat tentang hal ini dan berdasarkan banyak karyanya pada aspek-aspek unik dari
kepribadian setiap manusia. Keunikan setiap manusia adalah dasar dalam kerangka
teoritisnya .
5. Prinsip Ego atau Diri
Dalam istilah Allport's, ego
dan / atau diri adalah kekuatan pemersatu atau damar wangi untuk sakit
kebiasaan, sifat, sikap, perasaan, dan kecenderungan manusia.
6.
Prinsip Discontinuity Continuity
Allport merasa bahwa ada
kebingungan antara gejala dan proses. Di mana tampaknya ada sebuah kontinum,
adalah sebuah kontinum gejala dan tidak proses. Allport hampir menyarankan
diskontinuitas antara struktur motivasi anak dan dewasa, yang menciptakan dalam
efek dua teori kepribadian. Teori kepribadian untuk anak didasarkan pada
pengurangan ketegangan, cf menghindari rasa sakit dan mencari kesenangan, dan
model biologis. Dewasa kepribadian beroperasi dari matriks atau radix sifat
diatur dan sangat terfokus. Orang dewasa, maka, tidak lagi kekuasaannya berasal
dari organik, sumber primitif tetapi dari sistem otonomi fungsional memotivasi.
7.
Sifat Tren Tendensi Prinsip Temperamen
a.Sifat
sifat-sifat umum adalah, kemudian,
aspek-aspek kepribadian dalam hal yang kebanyakan orang dalam suatu budaya
tertentu dapat menguntungkan dibandingkan. Sifat umum adalah kategori untuk
mengklasifikasikan bentuk-bentuk fungsional setara dengan perilaku dalam
populasi umum.
Suatu sifat umum untuk batas tertentu mencerminkan
kecenderungan tulus dan sebanding dalam kepribadian banyak orang, karena sifat
manusia umum dan budaya umum, mengembangkan cara serupa menyesuaikan diri
dengan lingkungan mereka, meskipun dengan derajat yang bervariasi
lingkungan
mereka, meskipun dengan derajat yang bervariasi
b. Tren
Pertanyaan tentang tren dalam perilaku
manusia agak identik dengan gaya hidup atau kecenderungan untuk bertindak,
atau, seperti Allport akhirnya berhasil keluar, dengan kecenderungan pribadi
setiap individu.
c.Temperamen
Temperamen merujuk pada fenomena
karakteristik alam emosional individu, termasuk kerentanan untuk stimulasi
emosional, kekuatan adat dan kecepatan respon, kualitas suasana yang berlaku,
dan semua kekhususan fluktuasi
C. PENDEKATAN GORDON ALLPORT BAGI TEORI
KEPRIBADIAAN
Menurut Allport
kepribadian adalah sesuatu yang terorganisasikan dan terpolakan. Definisi
komprehensif Allport tentang kepribadian ini menunjukkan bahwa manusia adalah
produk sekaligus proses yang memiliki sejumlah struktur yang berorganisasikan,
sementara di waktu yang sama memiliki kemampuan untuk berubah. Ringkasnya,
kepribadian bersifat fisik sekaligus psikologis mencakup perilaku yang tampak
dan pikiran yang terungkap.
1.Peran dari motivasi
Allport menekankan pentingnya motivasi yang di sadari. Penekanannya
terhadap motivasi yang disadari ini bermula dari pertemuannya dengan Freud di
Wina Jika Freud mengasumsikan sebuah pemaknaan bawah sadar yang melandasi
cerita anak kecil, Allport cenderung menerima pernyataan diri apa pun
adanya.Namun begitu, Allport (1961) tidak mengabaikan eksistensi atau bahkan
pentingnya proses bawah sadar.
2. Ciri pribadi yang sehat
Allport (1937) membuat hipotesis
tentang sifat-sifat kepribadian yang dewasa. Beberapa asumsi umum di butuhkan
agar kita bisa memahami konsepsi Allport
tentang pribadi yang dewasa:
a. Pribadi yang dewasa secara psikologis dicirikan oleh sikap proaktif, yaitu
tidak hanya bereaksi kepada stimuli eksternal, tetapi juga sanggup bertindak
dengan sadar terhadap lingkungannya dengan cara-cara yang baru dan inovatif,
sehingga lingkungan pun bereaksi kepada mereka juga.
b. Kepribadian yang dewasa tampaknya lebih termotivasikan oleh proses-proses
sadar dari pada kepribadian yang terdistorsi, menjadikan mereka lebih fleksibel
dan mandiri dari pada pribadi sehat yang masih terus di dominasioleh
motif-motif bawah sadar yang mncul dari pengalamanmasa kanak-kanak. Individu
yang sehat secara psikologis adalah pribadi unik bukan karena tidak pernah
berbuat kekeliruan dan kesalahan.
c. kriteria bagi kepribadian yang dewasa :
1. Perluasan konsep diri, pribadi yang dewasa terus berusaha mengidentifikasikan dan berpartisipasi
dalam peristiwa-peristiwa di luar diri mereka
2. Pribadi yang dewasa dicirikan oleh “hubungan hangat dirinya dengan orang
lain”, mereka memiliki kemampuan untuk mencintai orang lain dengan cara yang
intim dan penuh kasih.
3. Rasa aman emosional atau penerimaan diri, individu yang dewasa menerima
diri apa adanya dan memiliki apa yang Allport (1961) muatan emotif (emotional
poise).
4. Pribadi yang sehat secara psikologi memiliki persepsi yang realistis
tentang lingkungan sekitarnya.
5. Kedalaman wawasan dan humor, pribadi dewasa mengenal dirinya sehingga tidak
perlu melimpahkan kesalahan dan kelemahan mereka kepada orang lain
6. Kedewasaan adalah memiliki filsafat hidup yang menyatukan, pribadi yang
sehat memiliki konsep yang jelas tentang tujuan hidup
D. STRUKTUR KEPRIBADIAAN
Struktur
Kepribadian merujuk pada komponen-komponen dasar atau element-elementnya.
1.
Disposisi
Personal
Allport (1961) mendefinisikan disposisi
personal sebagai “Struktur Neuropsikis umum (khas bagi individu) yang mempunyai
kapasitas untuk memberikan respon terhadap banyak stimulus yang berfungsi
ekuivalen, serta untuk memulai dan mengarahkan bentuk prilaku adaptif dan
ekspresif yang konsisten (setara, hlm 373 ratusan disposisi personal.
2.
Tingkat
Disposisi Personal
Allport (1961) menyebut
disposisi personal ini sebagai disposisi pokok. Disposisi ini sangat jelas
terlihat sehingga tidak dapat disembunyikan; hampir setiap tindakan dalam hidup
seseorang berbuat disekitar disposisi pokok.
3.
Disposisi
Motivasi dan Ekspresif
Allport (1961) merujuk pada
disposisi personal yang dialami tidak terlalu kuat sebagai disposisi ekspresif
walaupun disposisi tersebut juga mempunyai kekuatan motivasi. Disposisi
Ekspresif mengarah tindakan, disposisi motivasi memunculkan tindakan. Contohnya
dari disposisi ekspresif adalah penampilan seseorang yang rapi dan sempurna.
Tidak seperti Maslow yang
memberikan batasan yang jelas antara perilaku coping dan ekspresif,
Allport tidak melihat perbedaan yang jelas antara disposisi motivasi dan
disposisi ekspresif. Walaupun beberapa disposisi merupakan disposisi ekspresif,
ternyata yang lainnya termasuk disposisi motivasi karena berdasarkan pada
kebutuhan yang terasa sangat kuat. Sebagai contoh, kesopanan merupakan
disposisi ekspresif, sementara makan cenderung pada disposisi motivasi.
Bagaimana seseorang makan (gaya mereka), sebagian bergantung pada tingkat
kelaparan mereka, serta kekuatan dari disposisi ekspresif mereka. Seseorang
yang biasanya sopan, namun ketika sangat lapar, dapat mengesampingkan tata
krama saat makan sendirian. Akan tetapi, jika kehadiran orang lain dan
disposisi kesopanan cukup kuat , maka orang tersebut akan makan dengan
menggunakan etika dan kesopanan walaupun sedang kelaparan.
4.
Proprium
Allport mengunakan istilah
proprium untuk merujuk perilaku dan karakteristik yang dianggap manusia sebagai
sesuatu yang penting, sentral dan hangat dalam kehidupan mereka.. Perilaku yang
tidak bersifat proprium meliputi:
a.
dorongan dan kebutuhan dasar yang biasanya
dapat dipenuhi dan terpuaskan tanpa banyak kesulitan
b.
kebiasaan-kebiasaan umum, seperti menggunakan
pakaian, mengucapkan “halo” pada orang lain, dan menyetir pada bagian yang
benar dari jalan tersebut, serta
c.
perilaku sehari-hari, seperti merokok atau
mengosok gigi, yang dilakukan secara otomatis dan tidak krusial dalam
pembentukan rasa diri seseorang.
E. MOTIVASI
Allport menyakini
bahwa kebanyakan orang termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya daripada
dengan kejadian-kejadian yang terjadi pada masa lalu, serta menyadari apa yang
mereka lakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka
melakukannya.
Allport juga
menyatakan bahwa teori motivasi harus mempertimbangkan pula perbedaan antara
motif sekunder (peripheral motives) dan usaha kuat yang bersifat sentral
(propriate strivings). Motif sekunder adalah motif-motif yang menurunkan kadar
tekanan sementara usaha kuat yang bersifat sentral yaitu untuk mempertahankan
kadar tekanan dan kondisi disekuilibrium.
1.
Teori
Motivasi
Allport percaya bahwa teori
kepribadian yang memiliki kegunaan, berlandaskan pada asumsi bahwa manusia
tidak hanya bereaksi terhadap lingkungan, tetapi membentuk pula lingkungan dan
membuatnya bereaksi terhadap mereka. Allport percaya bahwa banyak teori kepribadian
terdahulu yang tidak memperbolehkan adanya suatu kemungkinan untuk berkembang.
Psikoanalisis dan beragam teori belajar pada dasarnya merupakan teori yang
bersifat homeostatis atau reaktif, karena berpandangan bahwa manusia pada
dasarnya termotivasi oleh kebutuhan untuk menurunkan tekanan dan untuk kembali
pada suatu kondisi ekuilibrium.
Teori yang komprehensif
tidak hanya memasukkan penjelasan mengenai teori reaktif, namun harus juga
memasukkan teori proaktif yang menekankan pada perubahan dan pertumbuhan.
Dengan perkataan lain, Allport mengagas suatu bentuk psikologi yang pada satu
sisi mempelajari pola umum dari perilaku dan hokum-hukum yang umum (psikologi
tradisional), dan pada sisi lain, mempelajari pertumbuhan dan individualitas.
Allport berpendirian bahwa
teori mengenai motif yang tidak berubah, tidak cukup lengkap karena hanya
membatasi pembahasan pada prilaku reaktif. Akan tetapi, pribadi yang matang
tidak hanya termotivasi untuk mencari kesenagan dan mengurangi rasa sakit,
melainkan untuk mendapatkan sistem-sistem baru dari motivasi yang secara
fungsional tidak bergantung pada motif awal mereka.
2.
Otonomi
Fungsional
Konsep ini merupakan
penjelasan Allport (1961) mengenai banyak motif manusia yang kelihatannya tidak
dijelaskan oleh prinsip-prinsip hedonisme dan reduksi-dorongan (drive-reduction). Otonomi fungsional
mereprentasikan sebuah teori mengenal perubahan dan merupakan pencapaian
tertinggi dari ide-ide Allport mengenai motivasi.
Konsep otonomi fungsional
memiliki pandangan bahwa beberapa namun tidak semua, motif yang dimiliki
manusia tidak bergantung secara fungsional pada motif awal yang bertanggung
jawab atas suatu perilaku.
Otonomi fungsional adalah
reaksi yang Allport sebut sebagai teori dari motif yang tidak berubah, seperti
prinsip kesenangan Freud dan hipotesis reduksi-dorongan dari psikologi
stimulus-respons. Otonomi fungsional mereprentasikan usaha Allport untuk
menjelaskan sesuatu yang sadar, motivasi kontemporer yang mempertahankan diri.
3.
Otonomi
Fungsional Yang Bersifat Memelihara
Allport meminjam kata ini dari kata
“pemeliharaan” (perservation) yang merupakan kecenderungan atas suatu impresi
untuk meninggalkan pengaruh pada pengalaman selnjutnya. Otonomi fungsional ini
ditemukan pada hewan dan manusia, serta didasari oleh prinsip neurologis yang
sederhana. Sebagai contoh, saat seekor tikus belajar berlari didalam sebuah
labirin untuk mendapatkan makanan, namun terus berlari, bahkan setelah tikus
tersebut merasa puas. Allport (1961) memberikan contoh lain yang terdapat pada manusia.
Contoh pertama adalah ketergantungan minuman beralkohol, rokok, dan obat-obatan
lainnya saat tidak ada kebutuhan fisiologis untuk hal-hal tersebut. Pecandu
alkohol terus minum minuman beralkohol walaupun motivasi saat ini, secara
fungsional tidak bergantung lagi dengan motif awal mereka.
4.
Otonomi
Fungsional yang Bersifat Sentral
Sistem utama motivasi yang
mendiskusikan mengenai keutuhan pada kepribadian adalah otonomi fungsional yang
bersifat sentral, yang merujuk pada motif yang terus bertahan dan berhubungan
dengan propium. Potongan puzzle dan
alcohol jarang sekali diakui sebagai “khusus milik saya”.. Sebagai contoh,
seorang wanita mungkin menerima suatu pekerjaan karena membutuhkan uang.
Awalnya, pekerjaan tersebut tidak menarik, dan bahkan sangat tidak
menyenangkan. Akan tetapi, setelah beberapa tahun, ia mulai mengembangkan suatu
minat yang mendalam terhadap pekerjaan tersebut, bahkan mungkin dapat
mengembangkan suatu hobi yang berhubungan dengan pekerjaannya.
5.
Kriteria
Otonomi Fungsional
Secara umum, motivasi yang
ada saat ini bersifat otonom secara fungsional sampai motivasi tersebut mulai
mencari tujuan baru, yang berarti bahwa suatu perilaku akan terus terjadi,
bahkan saat motivasi atas perilaku tersebut berubah. Sebagai contoh, seorang
anak pertama kali belajar berjalan karena termotivasi oleh dorongan untuk
berkembang, namun selanjutnya ia akan berjalan untuk meningkatkan mobilitas dan
membangun kepercayaan dirinya.
6.
Proses-Proses
yang Tidak Otonom secara Fungsional
Allport (1961) menyebutkan
delapan proses yang tidak otonom secara fungsional:
a.
dorongan biologis, seperti makan, bernafas,
tidur,
b.
motif yang berkaitan langsung dengan reduksi
dorongan dasar,
c.
tindakan reflex seperti mengedipkan mata,
d.
bagian-bagian dari struktur manusia, seperti
fisik, intelegensi dan tempramen,
e.
kebiasaan yang sedang dalam proses
pembentukan,
f.
pola perilaku yang memerlukan penguat primer,
g.
produk sublimasi yang terkait dengan
keinginan seksual masa kecil,
h.
gejala neurotic atau patologi.
Allport
memberikan salah satu kriteria yang membedakan antara perilaku kompulsif yang
otonom secara fungsional dan yang bukan. Sebagai contoh, perilaku kompulsif
yang dapat dihilangkan melalui terapi maupun modifikasi peilaku, tidak otonom
secara fungsional, sementara perilaku-perilaku yang sangat resisten terhadap
terapi berarti bertahan dan otonom secara fungsional.. Disisi lain, beberapa
gejala patologi lain mungkin memberikan gaya hidup kontemporer dan otonom
secara fungsional dari pengalaman terdahulu yang memulai patologi itu sendiri.
Sebagai contoh, seorang anak kedua yang berusaha untuk mengalahkan kakak
laki-lakinya, mungkin akan menjalani kehidupan yang kompulsif, suatu kehidupan
yang ditandai oleh usaha kuat yang tidak disadari untuk mengalahkan semua
lawannya
F. RISET TERKAIT
Allport adalah
seorang penganut episkopalian yang taat dan untuk hampir 30tahun ia menawarkan
suatu rangkaian meditasidi Appleton Chapel, di Harvard University.
1.
Orientasi religius
intrinsik versus ekstrinsik
Allport
percaya bahwa komitmen mendalam atas agama adalah suatu tanda kematangan
pribadi, namun ia percaya bahwa tidak semua orang yang pergi ke gereja
mempunyai orientasi religius yang matang.
Aktivitas yang memiliki motivasi intrinsik
biasanya lebih baik daripada yang memiliki motivasi ekstrinsik.oleh karena itu
peneliti memprediksikan bahwa mereka yang mempunyai nilai religius yang lebih
terinternalisasi (orientasi intrinsik) akan lebih baik daripada yang
menggunakan agama untuk mencapai suatu tujuan (orientasi ekstrinsik).
2.
Cara mengurangi
prasangka.
Allport
mrngutarakan untuk mengurangi prasangka adalah kontak, apabila anggota dari
kelompok mayoritas dan minoritas lebih berinteraksi dibawah kondisi optimal
maka prasangka akan berkurang
G. KRITIK TERHADAP TEORI
GORDON ALLPORT
Bagi Allport kebanyakan
orang paling baik dianggap sebagi pribadi yang sadar, melihat kedepan dan
mencari ketegangan.
1) Teori
kepribadian Allport lebih berdasarkan spekulasi filosofi dan logika awam
daripada investigasi ilmiah.
2) Teorinya
terbatas, memberkan penjelasan terhadap suatu aspek kepribadian yang cukup
sempit, yaitu beberapa jenis motifasi.
3) Teori
ini hanya memberikan organisasi dari hasil observasi yang bermanfaat untuk
orang dewasa yang sempit.
4) Sebagai
panduan untuk praktisi, teori Allport mempunyai kegunaan yang sedang.
5) Dalam
kriteria kemampuan untuk dikaji ulang, teori Allport mendapatkan nilai rendah.
6)
Dalam dua kriteria teori yang bermanfaat,
psikologi individual Allport dinilai tinggi. Penggunaan bahasa yang teliti dan
akurat memberikan teori ini konsistensi internal daSn kehematan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Prinsip- prinsip teori Allport yaitu:
a)
Prinsip Motivasi
b)
Prinsip Belajar
c) Prinsip
Ego atau Diri
d)
Prinsip
Discontinuity Continuity
e)
Prinsip Kekinian
f)
Prinsip Keunikan
g)
Sifat Tren Tendensi
Prinsip Temperamen
2. Pendekatan Allport bagi teori kepribadian yaitu :
·
Peran dari motivasi
·
Ciri
pribadi yang sehat
3. Struktur kepribadian merujuk pada komponen
dasar atau elemen elemennya
4. Motivasi
Allport meyakini bahwa kebanyakan orang
termotivasi oleh dorongan yang dirasakannya dari pada dengan kejadian kejadian
yang terjadi pada masa lalu serta menyadari apa yang mereka lakukan
5. Riset
terkait
Orientasi religius instrinsik vs ekstrinsik
Cara mengurangi prasangka
Kritik terhadap teori Allport
1.
Teori kepribadian Allport lebih berdasarkan
spekulasi filosofi dan logika awam daripada investigasi ilmiah.
2.
Teorinya terbatas, memberkan penjelasan
terhadap suatu aspek kepribadian yang cukup sempit, yaitu beberapa jenis
motifasi.
3.
Teori ini hanya memberikan organisasi dari
hasil observasi yang bermanfaat untuk orang dewasa yang sempit.
4.
Sebagai panduan untuk praktisi, teori Allport
mempunyai kegunaan yang sedang.
5.
Dalam kriteria kemampuan untuk dikaji ulang,
teori Allport mendapatkan nilai rendah.
Dalam dua kriteria teori yang bermanfaat, psikologi
individual Allport dinilai tinggi. Penggunaan bahasa yang teliti dan akurat
memberikan teori ini konsistensi internal dan kehematan.
B. Saran
Kami
selaku penulis tentunya,masih banyak mngalami berbgai kesalahan baik dalam
penulisan maupun pengkajian materi.karna itulah kami sebgai penulis juga masih
dalam tahap pembelajaran,kurang lebihnya mohon maaf, dan kerendahan hati, kami
harap pembaca memberikan kami saran dan masukan, untuk kami pemperbaiki
kekeliruan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Alwisol. 2006. Psikologi Kepribadian Edisi
Revisi. Malang: UMM Press.
Feist, Jest & Gregory, J. Feist. 2011.
Theories of Personality. McGraw Hill : New York
Hall,
S. Calvin & Gardner Lindzey. 1978. Theories of Personality (Third Edition).
John Wiley & Sons:USA
Corey ,Gerald.2009.Konseling dan
Psikoterapi.Bandung: Aditama.
Boeree
,C.George.2009.Pesonality Theories.Yogyakarta:Prismashophie.
Casino in Las Vegas: Guide & Info on the Best Casinos in
BalasHapusFind a Casino in Las https://septcasino.com/review/merit-casino/ Vegas https://febcasino.com/review/merit-casino/ and play games like 바카라 사이트 blackjack, roulette, craps and more! septcasino We've 토토사이트 got the complete gaming experience, exclusive restaurants,