TUGAS BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT



BAB II
PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN EVALUASI PENDIDIKAN
1.      Pengertian Evaluasi
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris education, dalam bahasa Arab At-Taqdir, dalam bhasa indonesiaberati penilaian. Dengan demikian seara harfiyah dapat evaluasi pendidikan diartikan sebagai penilaian dalam bidangpendidikan atau penilaian mengenal hal yang berkaitan dengankegiatan pendidikan.
Evaluasi adalah suatu proses penilaian dalam mengumpulkan dan menganalisis untuk menentukan taraf kemajuan suatu aktivitas di dakam pendidikan guna menetapkan pencapaian suatu tujuan baik untuk pendidikan dan peserta didik.

Beberapa pengertian tentang evaluasi sering dikemukakan oleh beberapa ahli seperti:
a.          Lessinger 1973 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses penilaian dengan jalan membandingkan antara tujuan yang diharapkan dengan kemajuan/prestasi nyata yang dicapai.
b.         Wysong 1974 (Gibson, 1981: 374) mengemukakan bahwa evaluasi adalah proses untuk menggambarkan, memperoleh atau menghasilkan informasi yang berguna untuk mempertimbangkan suatu keputusan.
c.          Gibson dan Mitchell 1981 (Uman, 2007: 91) mengemukakan bahwa proses evaluasi adalah untuk mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.
d.         Edwind Wandt dan Gerald W. Brown (1977): evaluation refer to the act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini, maka istilah evaluasi itu menunjuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai dari sesuatu.
e.          Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
f.          Kumano (2001)  evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen.
g.         Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
h.         Purwanto( 2002)  evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa
i.           Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
j.           Menurut (Lehman, 1990) Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan.

     Dapat disimpulkan bahwa Evaluasi adalah proses membandingkan dan menggambarkan tujuan yang diharapkan untuk menghasilkan informasi dan dan dapat mencoba menyesuaikan data objektif dari awal hingga akhir pelaksanaan program sebagai dasar penilaian terhadap tujuan program.
2.      Ruang Lingkup Evaluasi Pendidikan
                  Secara umum ruang lingkup dari evaluasi dalam bidang pendidikan disekolah mencakup tiga komponen utama yaitu:
a.       Evaluasi program pengajaran
Evaluasi atau penilaian terhadap program pengajaran akan mencakup 3 hal, yaitu:
1)          Evaluasi terhadap tujuan pengajaran
2)          Evaluasi terhadap isi program pengajaran
3)          Evaluasi proses pelaksanaan mengajaran.
b.      Evaluasi proses pelaksanaan pengajaran
Evaluasi mengenai proses pelaksanaan pengajaran akan mencakup:
1)         Kesesuaian antara proses belajar mengajar yang berlangsung, dengan garis-garis besar program pengajaran yang telah ditentukan
2)         Kesiapan guru dalam melaksanakan program pengajaran
3)         Kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran
4)         Minat atau perhatian siswa dalam mengikuti pelajaran
5)         Keaktifan atau partisipasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
6)         Peranan bimbingan dan penyuluan terhadap siswa yang memerlukannya
7)         Komunikasi dua arah antara guru dan murid selama proses pembelajaran berlangsung
8)         Pemberian dorongan atau motivasi terhadap siswa
9)         Pemberian tugas-tugas kepada siswa dalam rangka penerapan teori-teori yang diperoleh didalam kelas dan upaya meghilangkan dampak negative yang timbul sebagai akibat dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan disekolah.

c.       Evaluasi hasil belajar
Evaluasi terhadap hasil belajar peserta didik ini mencakup:
1)         Evaluasi mengenai tingkat penguasaan peserta didik terhadap tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai dalam unit-unit progam pengajaran yang bersifat terbatas
2)         Evaluasi mengenai tingkat pencapaian peserta didik terhadap tujuan-tujuan umum pengajaran.

3.      Fungsi evaluasi pendidikan
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok yaitu:
a.       Mengukur kemajuan
b.      Menunjang penyususnan rencana
c.       Memperbaiki atau melakuakan menyempurnaan kembali
Adapun secara khusus, fungsi evaluasi dalam dunia pendidikan dapat ditillik dari tiga segi, yaitu:
a.       Segi psikologis
b.      Segi dudaktif
c.       Segi administratif

Bagi pendidik, secara didaktik evaluasi pendidikan itu setidak-tidaknya memiliki lima macam fungsi, yaitu:
a.       Memberikan landasan untuk menilai hasil usaha (prestasi) yang telah dicapai oleh peserta didiknya
b.      Memberikan informasi yang sangat berguna, guna mengetahui posisi masing-masing peserta didik di tengah-tengah kelompoknya.
c.       Memberikan bahan yang penting untuk memilih dan kemudian menetapkan status peserta didik.
d.      Memberikan pedoman untuk mencari dan menemukan jalan keluar bagi peserta didik yang memang memerlukannya.
e.       Memberikan petunjuk tentang sudah sejauh manakah program pengajaran yang telah di tentukan telah dapat dicapai.

4.      Prinsip-pinsip evaluasi pendidikan
Abdul Mujid dan Jusuf  Mudzakir  (2010, 214) mengatakan bahwa ada 3 (tiga) prinsip-prinsip evaluasi yang harus di perhatikan, yaitu;
a.       Prinsip Kesinambungan (Konstinuitas)
Dalam ajaran Islam, sangat diperhatikan prinsip kontinuitas, karena dengan berpegang dengan prinsip ini, keputusan yang di ambil oleh seseorang menjadi valid dan stabil, dan menghasilkan suatu tindakan yang menguntungkan, serta untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.
b.      Prinsip Menyeluruh (Konprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya.

c.       Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt., memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan.
Dan menurut A. Heris (208, 186) mengatakan ada 5 prinsip evaluasi yang harus diperhatikan, yaitu:
a.        Prinsip Valid (kebenaran suatu data)
Evaluasi mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan jenis tes terpercaya dan shahih. Artinya adanya kesesuaian alat ukur dengan fungsi pengukuran dan sasaran pengukuran. Apabila alat ukur tidak memiliki kesahihan yang dapat di pertanggungjawabkan maka data yang akan dihasilkan akan salah dan menghasilkan kesimpulan yang dimilikinya menjadi salah.

b.      Prinsip Kesinambungan (kontinuitas)
Evaluasi tak hanya dilakukan setahun sekali, atau per semester, tetapi dilakukan secara terus-menerus, dimulai dari proses belajar mengajar kemudian memperhatikan peserta didiknya, sehingga peserta didik selesai dari lembaga sekolah. Evaluasi dilakukan secara kesinambungan untuk untuk mengetahui perkembangan peserta didik sehingga kegiatan dan kerja peserta didik dapat dilihat melalui penilaian.



c.       Prinsip Menyeluruh (komprehensif)
Prinsip ini melihat semua aspek, seperti aspek kepribadian, ketajaman hafalan, pemahaman, ketulusan, kerajinan, sikap kerja sama, tanggung jawab dan sebagainya. Bila hal ini diperlukan, masing-masing bidang diberikan penilaian secara khusus, sehingga peserta didik mengetahui kelebihannya disbanding dengan teman-temannya, karena setiap peserta didik diasumsikan tidak semuanya memiliki mpengetahuan dan keterampilan secara utuh.

d.      Prinsip Bermakna
Evaluasi diharapkan memiliki makna yang segnifikan bagi semua pihak. Untuk itu evaluasi hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan.

e.        Prinsip Objektivitas
Prinsip ini dilakukan berdasarkan kenyataan yang sebenarnya, tidak boleh dipengaruhi oleh hal-hal yang bersifat emosional dan irasional. Allah Swt., memerintahkan agar seseorang berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan karena kebencian ketidak objektifan evaluasi yang dilakukan.

5.      Manfaat evaluasi pendidikan
Dalam Pendidikan, tujuan evaluasi lebih ditekankan pada penguasaan sikap (afektif dan psikomotor) ketimbang asfek kogritif. Penekanan ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan peserta didik yang secara besarnya meliputi empat hal, yaitu ;


a.       Sikap dan pengalaman terhadap hubungan pribadinya dengan   Tuhannya, maksunya Sejauh mana loyalitas dan pengabdiannya kepada Allah dengan indikasi-indikasi lahiriah berupa tingkah laku yang mencerminkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b.      Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan dirinya dengan masyarakat, maksudnya Sejauh mana peserta didik dapat menerapkan nilai-nilai agamanya da kegiatan hidup bermasyarakt, seperti ahlak yang mulia dan disiplin.
c.       Sikap dan pengalaman terhadap arti hubungan kehidupannya dengan alam sekitarnya, maksudnya Bagaimana peserta didik berusaha mengelola dan memelihara, serta menyesuaikan diri dengan alam sekitarnya, apakah ia merusak ataukah memberi makna bagi kehidupannya dan masyarakat dimana ia berada.
d.       Sikap dan pandangan terhadap diri sendiri selaku hamba Allah Swt., khalifah Allah Swt., serta anggota masyarakat, maksudnya Bagaimana dan sejauh mana ia memandang diri sendiri sebagai hamba Allah dalam menghadapi kenyataan masyarakat yang beraneka ragam budaya, suku dan agama. 
Menurut  Muchtar Buchari  mengemukakan, ada dua tujuan evaluasi dalam Pendidikan, yaitu;
a.       Untuk mengetahui kemajuan belajar peserta didik setelah menyadari pendidikan selama jangka waktu tertentu.
b.      Untuk mengetahui tingkah efisien metode pendidikan yang dipergunakan dalam jangka waktu tertentu..




6.      Jenis-jenis evaluasi pendiikan
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir (2010:217) mengatakan ada empat macam jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
a.       Evaluasi Formatif
Evaluasi yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai peserta didik setelah ia menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu. Fungsi penilaian pormatif ini untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan efesien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.

b.       Evaluasi Sumatif
Evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar  peserta didik setelah mengikuti pelajaran pada suatu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk menentukan jenjang berikutnya. Fungsi penilaian sumatif untuk mengetahui angka atau nilai murid setelah mengikuti program pembelajaran dalam satu semester atau akhir tahun.

c.       Evaluasi penempatan (placement)
Evaluasi yang dilakukan sebelum anak mengikuti proses belajar mengajar untuk kepentingan penempatan pada jurusan atau fakultas yang di inginkan. Fungsi dari evaluasi ini untuk mengetahui keadaan peserta didik secara bertahap kemudian kepribadian secara menyeluruh.

d.      Evaluasi Diagonis
Evaluasi terhadap hasil peneletian tentang keadaan belajar peserta didik, baik merupakan kesulitan - kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar. Fungsi evaluasi dianostik untuk permasalahan yang mengganggu peserta didik, hal ini akan mengakibatkan pesera didik  mengalami kesulitan, hambatan atau gangguan dalam satu bidang studi.
Sedangkan Ramayulis (2008:336) mengatakan ada lima macam jenis-jenis evaluasi yang dapat diterapkan dalam pendidikan Islam, yaitu:
a.       Penilaian Formatif
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu bidang studi tertentu.

b.      Penilaian Sumatif
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik yang telah selesai mengikuti pelajaran dalam satu catur wulan semester, atau akhir tahun.

c.     Penilaian Penempatan (placement)
           Yaitu penilaian tentang pribadi peserta didik untuk kepentingan penempatan didalam situasi belajar mengajar yang sesuai dengan anak didik tersebut.

d.       Penilaian Diagnostik
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam situasi belajar mengajar.

e.       Penilaian Berbasis Kelas
Yaitu suatu proses pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dengan menetapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-bukti autentik, actual dan konsisten, serta mengindentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil belajar pada mata pelajaran yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar yang harus dan telah dicapai disertai dengan petunjuk kemajuan belajar peserta didik dan pelapornya.

B.                 EVALUASI ANAK ERBAKAT
1.      Evauasi
Proses  evaluasi  pada  anak  berbakat  tidak  berbeda  dengan  anak
pada umumnya,  namun  karena  kurikulum  atau  program  pelajaran  anak  berbakat berbeda dalam cakupan dan tujuannya maka dibutuhkan penerapan evaluasi yang sesuai dengan keadaan tersebut.



2.      Tujuan evaluasi
Tujuan evaluasi adalah untuk mengetahui ketuntasan belajar anak berbakat. Sehubungan dengan hal itu Conny Semiawan (1987, 1992) mengemukakan bahwa instrumen dan prosedur yang digunakan  mengacu pada ketuntasan belajar adalah pengejawantahan dari kekhususan layanan pendidikan anak berbakat, hasil umpan balik untuk keperluan tertentu, pemantulan tingkat kemantapan penguasaan suatu materi sesuai dengan sifat, keterampilan, dan kemampuan maupun kecepatan belajar seseorang. Model pengukuran seperti tersebut di atas adalah pengukuran acuan kriteria (criterion-reference). Sebaliknya ada pengukuran acuan norma yang membandingkan keberbakatan seseorang dengan temannya. Kedua cara tersebut tidak selalu menunjuk hasil akhir yang diinginkan, melainkan merupakan petunjuk bidang mana yang sudah dikuasai individu sehingga memberikan keterangan mengenai  taraf kemampuan yang dicapai tanpa tergantung pada kinerja temannya. Penting untuk diperhatikan bahwa sebaiknya disertai dengan saran mengenai model evaluasi yang perlu diterapkan,apakah tes atau nontes.        






BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Evaaluasi anak berbakat tidak berbeda dengan anak pada umumnya, namun program pelajaran anak berbakat berbeda hingga pelu adanya penerapan yang sesuai dengan keaddan tersebut.
Kebutuhan pendidikan anak berbakat ditijau dari kepentingan anak berbakat itu sediri yang berhubungan dengan pengembangan potensinya yang hebat. Dan untuk mewuudkan potensi yang hebat itu anak berbakat membutuhkan peluang aktualisasi potensi yang dimilikinya melalui otak dan pengembangan motivasi untuk lebih berprestasi. Anak berbakat membutuhkan kepedulian, perwujudan lingkungan yang memiliki banyak pengalaman dan kesempatan anak berbakat untuk berlatih secara nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH TEORI KEPRIBADIAN GORDON ALLPORT

PENGERTIAN BK KARIR